Saya akan coba membagi kisah yang semestinya menjadi renungan buat kita sebagai seorang muslim..
Bismillah...
Beberapa waktu lalu seorang sahabat akhwat bercerita pada saya tentang peristiwa yang dia alami ketika berada di sebuah bus . Beliau bercerita bahwa saat itu beliau sedang berada dalam sebuah bus umum jurusan terminal Tebet- Duren Sawit.
Ketika dalam perjalanan ada seorang bapak yang ikut naik kedalam bus, kelihatannya bapak itu warga keturunan Tiong Hoa. Ketika naik kedalam bus yang saat itu kondisinya sepi penumpang bapak tersebut langsung duduk disebelah sahabat saya dan seakan sengaja menginjak kaki sahabat saya sambil melayangkan pandangan yang sinis.. Karena melihat gelagat yang kurang baik dari bapak tersebut rekan sahabat saya yang juga duduk dikursi yang sama mendekat sambil pura-pura mengajak mengobrol agar bapak tersebut tahu bahwa sahabat saya tidak sendiri..
Karena melihat sahabat saya yang tidak sendiri bapak itu segera pindah ke kursi depan sambil mengangkat hp seakan-akan ada yang menelpon.
Sahabat saya dan rekannya tercengang ketika mendengar percakapan bapak tersebut. Beberapa kalimat yang masih di ingat oleh sahabat saya adalah "pura2 jd ustad, baca2 quran, tp uang amal mesjid dibliin mobil.ngapain puasa sebulan doang,, skalian setaun aj,, dasar orang2 bego.. guoblok.. ga pnya otak..orang cina dibantai,, dibunuhin,, dkbiri..". Dan setiap kali bapak itu mengumpat dia selalu menoleh kebelakang melihat kearah sahabat saya dan rekannaya. Banyak kalimat yang tidak pantas untuk di dengar yang dilontarkan bapak itu dalam percakapannya. Bapak itu tidak secara gamblang menyebutkan bahwa yang dibicarakan adalah Islam tapi dari kalimat2 yang dia lontarkan sudah mengarah pada Islam.
Menurut sahabat saya bapak itu terlihat seperti orang stress, seperti ada pengalaman buruk di masa lalu yang menjadi dendam sampai hari ini.. Mendengar kisah ini saya tidak lantas marah tapi justru menjadi renungan buat saya apa yang sebenarnya terjadi. Kalau memang yang bapak itu hujat adalah benar Islam, mengapa sampai bisa sperti itu, bukankah Islam itu Rahmat bagi seluruh alam???
Inilah yang seharusnya jadi renungan buat kita sebagai umat muslim..Kehadiran seorang muslim dalam tiap kesempatan dan posisi sebuah jabatan publik dari struktur terendah sampai struktur puncak, anggota dewan, juga dalam kepemerintahan dari bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden seharusnya memunculkan nuansa Islam yang menjadi Rahmat bagi seluruh alam..
Semoga bisa menjadi renungan dan bahan evaluasi diri bagi diri saya sendiri dan kita semua yang mengaku sebagai seorang muslim..
Wallahualam..
Lendl Wibisana
Bismillah...
Beberapa waktu lalu seorang sahabat akhwat bercerita pada saya tentang peristiwa yang dia alami ketika berada di sebuah bus . Beliau bercerita bahwa saat itu beliau sedang berada dalam sebuah bus umum jurusan terminal Tebet- Duren Sawit.
Ketika dalam perjalanan ada seorang bapak yang ikut naik kedalam bus, kelihatannya bapak itu warga keturunan Tiong Hoa. Ketika naik kedalam bus yang saat itu kondisinya sepi penumpang bapak tersebut langsung duduk disebelah sahabat saya dan seakan sengaja menginjak kaki sahabat saya sambil melayangkan pandangan yang sinis.. Karena melihat gelagat yang kurang baik dari bapak tersebut rekan sahabat saya yang juga duduk dikursi yang sama mendekat sambil pura-pura mengajak mengobrol agar bapak tersebut tahu bahwa sahabat saya tidak sendiri..
Karena melihat sahabat saya yang tidak sendiri bapak itu segera pindah ke kursi depan sambil mengangkat hp seakan-akan ada yang menelpon.
Sahabat saya dan rekannya tercengang ketika mendengar percakapan bapak tersebut. Beberapa kalimat yang masih di ingat oleh sahabat saya adalah "pura2 jd ustad, baca2 quran, tp uang amal mesjid dibliin mobil.ngapain puasa sebulan doang,, skalian setaun aj,, dasar orang2 bego.. guoblok.. ga pnya otak..orang cina dibantai,, dibunuhin,, dkbiri..". Dan setiap kali bapak itu mengumpat dia selalu menoleh kebelakang melihat kearah sahabat saya dan rekannaya. Banyak kalimat yang tidak pantas untuk di dengar yang dilontarkan bapak itu dalam percakapannya. Bapak itu tidak secara gamblang menyebutkan bahwa yang dibicarakan adalah Islam tapi dari kalimat2 yang dia lontarkan sudah mengarah pada Islam.
Menurut sahabat saya bapak itu terlihat seperti orang stress, seperti ada pengalaman buruk di masa lalu yang menjadi dendam sampai hari ini.. Mendengar kisah ini saya tidak lantas marah tapi justru menjadi renungan buat saya apa yang sebenarnya terjadi. Kalau memang yang bapak itu hujat adalah benar Islam, mengapa sampai bisa sperti itu, bukankah Islam itu Rahmat bagi seluruh alam???
Inilah yang seharusnya jadi renungan buat kita sebagai umat muslim..Kehadiran seorang muslim dalam tiap kesempatan dan posisi sebuah jabatan publik dari struktur terendah sampai struktur puncak, anggota dewan, juga dalam kepemerintahan dari bupati, walikota, gubernur, bahkan presiden seharusnya memunculkan nuansa Islam yang menjadi Rahmat bagi seluruh alam..
Semoga bisa menjadi renungan dan bahan evaluasi diri bagi diri saya sendiri dan kita semua yang mengaku sebagai seorang muslim..
Wallahualam..
Lendl Wibisana